Wednesday 9 May 2012

ros3

Kekasih,
satukan airmata dalam rahasia cinta
biar munajat menggoncang dihujung maut

tidur-lah mawar
Agra-mu terlena

bangunlah kearifan,
berasmara-lah di Taman

biar sampai terlahir rindu
hingga bayi kasihmu tersenyum
dalam rupa syumul :

seorang Syamil!

ros2

kalau rindumu membaldu sarat berjerebu
terjun-lah bersama Salju
putihnya tidak akan membeku
dan kau lontar-lah Diri ke Aku
nanti pada baur rindu,
Kau dan Aku adalah SATU

bagai dalam dakap awan sebelum hujan
kita adalah lautan kasih
yang meruap naik
menjadi awan
menitis ke bumi sebagai hujan..

Ros1

Yang merapi
dupa untuk membuka makna
aku tersentuh rahasia Kaf di depan Nun
bahawa pada asyik Merak di cermin
ada relung-relung impi yang kian meninggi
suara Daud di bibir Sulaiman
memanggil Balqis di Pelantaran

O Cinta,
tutup Piala kau buka,
titis anggur mengalir rasa
datanglah Zulaikha
Yusuf-ku di Penjara!

Friday 30 March 2012

KUTITIPKAN RINDU PADA ANGIN

~*..KUTITIPKAN RINDU PADA ANGIN..*~

Di balik tirai kepedihan malam
para penabur rasa mencuri cinta
dari cincin di jari manisku
namun aku tetap setia
menjaga waktu di bawah Bulan
menunggumu
mengasah batu pualam
di dasar kalbu keindahan
ranjang kayu, serbak melati, selimut dan bantal biru
menjelma mawar di helai rambutmu
seakan kata menjadi beku
berserakan di depan gapura malam
Kini aku kembali mengarungi rindu
saat matahari menenggelamkan cahayanya
di balik bukit yang jauh..dan kukuh
Kutitipkan rinduku pada angin
juga doa bagi musafir penggembala jiwa
yang melintasi savana di alis mataku
Jika aku harus mendaki badai
pun tergulung ombak ke dasar lautan
sampai jiwaku tercabik
atau berkeraknya cahaya waktu
hingga bulan kembali purnama
aku tetap setia
meski rindu hanya sanggup kutitipkan pada angin
duh, betapa jauh rindu menempuh..
 
— Galuh Chandrakirana

~*..MOONLIGHT SONATA..*~

~*..MOONLIGHT SONATA..*~

satu-satu
rintik itu memecah darah merebah kanvas..
wangi kupu karam dalam pelukan badai..
memagut lapuk peti mati kian remuk sesirna cahaya lepas..
moonlight sonata menikam malam..
memar pijar gemintang gugur perlahan..
tak ubahnya ranggas dedaunan disapu dera angin.....
senandung semerbak embun begitu rimbun
di pucuk bukit subuh..mewarnai jiwa-jiwa yang merindukan suluh..
mengusap mentari..mengkristal sebening pelangi..
berdansa di pucuk dedaunan dan sudut sanubari..
dengan kilauan altar langit dan irama nafas malaikat..
dimana kuntum-kuntum rindu mekar mewangi..
membasuh gelisah tanah pun desahan melodi pagi..
dan kemudian terjun bebas menuju cahaya..
seharum bunga cinta…
seteduh malam purnama..
sesejuk balutan sebuah rasa..
dalam genggaman simfoni Ilahi..
yang meluluhdamaikan jiwa-jiwa..
membakarnyala kebekuan mata..
merengkuh elegi musim semi..
mendebam dinding jantung hati..
dan pipimu kian merona melati..
ketika bibirku mengunci indah
senyumanmu dengan cumbuan kasih...


Galuh Chandrakirana 

Monday 27 February 2012

~*..ENGKAULAH DARAH CINTAKU..*~



Darah Cinta terbakarlah
biar menyala kata-kata yang sekarat

engkau yang mengetuk gerbang malam
dengan talam bergelimang mawar
Rindu bersulang di perapian kasih
memeluk percakapan yang tertunda
dan..kutemukan wajahmu melukis diri
dalam cermin yang terpahat 

kukuh di tebing-tebing hati

Oh gelang-gelang

gemerincingkan sebuah kisah
kepiluan purba yang runtuh

pada musim yang singgah
sepotong Bintangku berbinar
di rongga dada Rembulanmu


Di bibirmu, aku melumat syair

Zam-zam kehidupan berdenyar
mengepak sayap rinduku
bertaut sayap rindumu
melangit..menjemput pelangi Nirvana

Pandora gelora koyak terbelah
berserak serpihan cahaya
mematahkan tulang-tulang sunyi

Getah asmara pecah..merah dan memerah
meleleh..melumuri pelaminan jiwa

Alifmu menujah, Ba ku bergeletar
terpekik ayat-ayat ruhani
dan tubuh sajakku menggigil...
bersama wangi air mata

kureguk anggur merahmu
kukenang mati
Engkaulah Darah Cintaku..!

Galuh Candra Kirana

Monday 13 February 2012

Lingkaran Nirvana

LINGKARAN NIRVANA

Cendana Kotagede membuak rimbun rindu
ijau sapu tangan buat tadah airmata,
dari jantungku leleh merah larva menyita,
seluruh ayat & huruf, terbentuk lekuk

Alif meretak Arasy, memercik juta kasih
Lam menyalami-mu dengan cinta samesta hingga ke SANA
Lam menyantuni tunduk-ku pada rendah tawadhu'
Ha harum nyawa-mu, ku-hirup berdenyar nafas HU

O Teman-teman Tuhan rai-kanlah epilog anggur,
darahNya kita susur, pada galur tangkai Piala,
kau rendahkanlah hati-mu di Jalan Allah,
sungguh, wahyu di gua Hira' tertatang di dulang,
hanya untuk mengelus gebu pipi hatimu agar tulus,
hanya untuk membasah kontang makrifat di rekah
nuranimu, dengan salju luhur!

Usap-lah rindu di jiwa Diari Amirdza,
kucup ulas bibir hatinya Najwa Saahira,
simpuh di tikar santun Nur Asiah mencium bunga,
di dada Lia Luna, pada rintih malam-malam tahajud.
dengari keronsang makna Wan Hasrina di kilau buana,
himpun sejuta syukur pada limpa al-Hannah
sehingga senyum-mu menguntum pada mekar kelopak Norliza,
teroles zakfaron di putih kasih Eliz mawar putih.

Moga langit menangis pada tulus cinta Candra Kirana
kalau mercik cahaya di dahi Dyza Ainun,
mahkota mawar Taj Mahal,
terus dan terus, teguk anggur Nirvana
walau belum terungkap sekalong rahasia!

Kita adalah SATU di bahtera Noh penggembala samudra
meredah gelombang hidup, di lautan tauhid.
mencari sisa-sisa cahaya di debu-debu Gaza
Kita adalah SATU di ukiran daun Yusuf & Zulaikha
Kita adalah SATU pada tautan rasa

wangi & bunga
ombak & biru
cinta & rindu

noktah hidupmu dalam syukur yang melimpah
tunduk & sujud sehingga cintamu berdarah
Noktah akhir nafasmu di LailLah HaillalLah...!


Raden Inu Kertapati